Mangkunegaran Performing Art adalah sebuah acara tahunan yang diadakan oleh Pihak penanggung jawab Mangkunegaran bersama Kementrian Komunikasi dan Informasi Kota Surakarta. Acara ini sudah berlangsung tiga kali berturut-turut berawal dari tahun 2009.
Acara ini diadakan guna mengenalkan kesenian yang ada di dalam Mangkunegaran kepada masyarakat luas serta menjaga kelestarian seni dan budaya asli dari Mangkunegaran itu sendiri.
Di tahun 2011 ini Mangkunegaran Performing Art di adakan selama 2 hari, mulai dari tanggal 20 mei 2011 hingga 21 mei 2011. Acara yang menyajikan seni tari dan kesenian wayang orang ini memang memiliki daya tarik yang luar biasa, terbukti ketika acara ini diadakan dari tahun ke tahun begitu banyak peminat yang hadir entah dari kalangan masyarakat Solo ini atau masyarakat yang bukan berasal dari kota Solo.
Berawal dengan penyajian Lagu Indonesia Raya yang di nyanyikan secara bersama-sama acara ini di mulai, begitu indah dan serasa nyaman di dengar walau penyanyinya bukan dari Choir yang sudah ulung namun, tetap bisa terdengar indah.
Ketika sambutan dari Pangeran Mangkunegaran dan acara ini resmi di buka oleh beliau, suara tepuk tangan dan sorak-sorai masyarakat yang hadir kembali menggema , masyarakat benar-benar ingin segera menyaksikan dan ikut andil dalam acara tahunan dari keluarga kerajaan ini.
Tak berapa lama Performming Art pun di mulai, dan semua yang menjadi pengisi acara ini pun mulai mempersiapkan diri.
Tari Gambyong Pareanom Mangkunegaran, adalah sajian pertama yang di sajikan, seni tari yang di bawakan oleh 7 orang penari putri dari Akademi Seni Mangkunegara ini terlihat sangat menarik di awal pementasan nya.
Tarian yang mulai di perkenalkan sejak abad ke-7 ini awalnya hanya tarian yang berasal dari kalangan rakyat biasa, Tarian ini juga satu-satunya tarian dari rakyat jelata yang bisa masuk ke ranah kerajaan.
Tarian yang di dalamnya sangat kental unsur lugu dan kelembutan ini sekarang di gunakan untuk menyambut tamu kerajaan atau tamu istimewa yang datang ke Mangkunegaran.
Tarian ini juga mengalami modernisasi dari yang dulu hanya memeakai kemben, sekarang suadah menggunakan kostum yang cukup mewah dan juga tidak begitu terbuka sehingga tidak menimbulkan unsur sara.
Setelah di sambut dengan Tari gambyong, di lanjutkan Tarian Srimpi Pandelori, Tarian ini di pentaskan oleh 4 orang penari putri dari Akedeni Seni Mangkunegara.
Tarian ini menceritakan tentang peperangan, di mana sang Dewi yang sedang menaiki Burung Garuda terbang mencari calon suaminya yang di tangkap dan di penjara oleh Raksasa. Di tengah perjalanan, Sang Dewi di serang oleh pasukan dari sang Raksasa. Di bagian inilah, bagian yang sangat menarik, karena sang Dewi seolah-seolah harus melawan pasukan dari Sang raksasa dengan menaiki burung garuda.
Di dalam Tarian ini unsur tegas dan lembut tercampur menjadi satu sehingga membuat sang Penari yang notabenenya semua perempuan harus belajar ekstra agar terlihat sempurna saat adegan peperangan itu.
Tarian yang di dalamnya sangat kental unsur tegas dan ganas ini memiliki opening act yang menarik dari segi lagunya dan tarian dari sang penari.
Dan untuk sajian terakhir di hari pertama Mangkunegaran Performing Act adalah Tarian yang berjudul Bregodo Pareanom, Tarian yang di sajikan oleh 5 orang penari putri dan 2 orang penari putra dari Akedemi Seni Mangkunegaran ini bercerita tenteng kehidupan dari Prajurit Putri (Srikandi) Pura Mangkunegaran, Tarian ini mencerminkan kelembutan dan ketegasan dari Srikandi –srikandi tersebut.
Yang membuat menarik adalah adegan di mana sang lelaki yang mulai jatuh cinta kepada sang Srikandi, namun Srikandi itu enggan untuk menerima sang lelaki dan akhirnya terjadilah peperangan yang sangat seru. Tarian yang menjunjung unsur tegas namun tetap lembut ini menjadi penutup acara yang sangat menawan, walau di tampilkan di akhir acara namun tetep membuat semua masyarakat tercengang dan tertarik untuk melihat sendri tari ini.
Bukan hanya itu yang menarik acara ini untuk di kunjungi, karena di di sekitar panggung utama terdapat penjual yang menjual makanan-makanan yang biasanya di sajikan di mangkunegaran, hmm begitu seperti keluarga kerajaan ketika kita mencicipi makanan tersebut, dan pasti seperti merasakan Kota Solo tempo dulu yang sempat hilang dari ingatan kita.
Eits, ingat ini acara tahunan lho, jadi jika tahun ini tidak bisa datang tunggu tahun depan ya ^_^
Acara ini diadakan guna mengenalkan kesenian yang ada di dalam Mangkunegaran kepada masyarakat luas serta menjaga kelestarian seni dan budaya asli dari Mangkunegaran itu sendiri.
Di tahun 2011 ini Mangkunegaran Performing Art di adakan selama 2 hari, mulai dari tanggal 20 mei 2011 hingga 21 mei 2011. Acara yang menyajikan seni tari dan kesenian wayang orang ini memang memiliki daya tarik yang luar biasa, terbukti ketika acara ini diadakan dari tahun ke tahun begitu banyak peminat yang hadir entah dari kalangan masyarakat Solo ini atau masyarakat yang bukan berasal dari kota Solo.
Berawal dengan penyajian Lagu Indonesia Raya yang di nyanyikan secara bersama-sama acara ini di mulai, begitu indah dan serasa nyaman di dengar walau penyanyinya bukan dari Choir yang sudah ulung namun, tetap bisa terdengar indah.
Ketika sambutan dari Pangeran Mangkunegaran dan acara ini resmi di buka oleh beliau, suara tepuk tangan dan sorak-sorai masyarakat yang hadir kembali menggema , masyarakat benar-benar ingin segera menyaksikan dan ikut andil dalam acara tahunan dari keluarga kerajaan ini.
Tak berapa lama Performming Art pun di mulai, dan semua yang menjadi pengisi acara ini pun mulai mempersiapkan diri.
Tari Gambyong Pareanom Mangkunegaran, adalah sajian pertama yang di sajikan, seni tari yang di bawakan oleh 7 orang penari putri dari Akademi Seni Mangkunegara ini terlihat sangat menarik di awal pementasan nya.
Tarian yang mulai di perkenalkan sejak abad ke-7 ini awalnya hanya tarian yang berasal dari kalangan rakyat biasa, Tarian ini juga satu-satunya tarian dari rakyat jelata yang bisa masuk ke ranah kerajaan.
Tarian yang di dalamnya sangat kental unsur lugu dan kelembutan ini sekarang di gunakan untuk menyambut tamu kerajaan atau tamu istimewa yang datang ke Mangkunegaran.
Tari Gambyong Pareanom |
Tarian ini juga mengalami modernisasi dari yang dulu hanya memeakai kemben, sekarang suadah menggunakan kostum yang cukup mewah dan juga tidak begitu terbuka sehingga tidak menimbulkan unsur sara.
Tari Srimpi Pandelori |
Tarian ini menceritakan tentang peperangan, di mana sang Dewi yang sedang menaiki Burung Garuda terbang mencari calon suaminya yang di tangkap dan di penjara oleh Raksasa. Di tengah perjalanan, Sang Dewi di serang oleh pasukan dari sang Raksasa. Di bagian inilah, bagian yang sangat menarik, karena sang Dewi seolah-seolah harus melawan pasukan dari Sang raksasa dengan menaiki burung garuda.
Di dalam Tarian ini unsur tegas dan lembut tercampur menjadi satu sehingga membuat sang Penari yang notabenenya semua perempuan harus belajar ekstra agar terlihat sempurna saat adegan peperangan itu.
Tari Wireng Narayana Kalakresno |
Tarian yang di dalamnya sangat kental unsur tegas dan ganas ini memiliki opening act yang menarik dari segi lagunya dan tarian dari sang penari.
Dan untuk sajian terakhir di hari pertama Mangkunegaran Performing Act adalah Tarian yang berjudul Bregodo Pareanom, Tarian yang di sajikan oleh 5 orang penari putri dan 2 orang penari putra dari Akedemi Seni Mangkunegaran ini bercerita tenteng kehidupan dari Prajurit Putri (Srikandi) Pura Mangkunegaran, Tarian ini mencerminkan kelembutan dan ketegasan dari Srikandi –srikandi tersebut.
Yang membuat menarik adalah adegan di mana sang lelaki yang mulai jatuh cinta kepada sang Srikandi, namun Srikandi itu enggan untuk menerima sang lelaki dan akhirnya terjadilah peperangan yang sangat seru. Tarian yang menjunjung unsur tegas namun tetap lembut ini menjadi penutup acara yang sangat menawan, walau di tampilkan di akhir acara namun tetep membuat semua masyarakat tercengang dan tertarik untuk melihat sendri tari ini.
Bukan hanya itu yang menarik acara ini untuk di kunjungi, karena di di sekitar panggung utama terdapat penjual yang menjual makanan-makanan yang biasanya di sajikan di mangkunegaran, hmm begitu seperti keluarga kerajaan ketika kita mencicipi makanan tersebut, dan pasti seperti merasakan Kota Solo tempo dulu yang sempat hilang dari ingatan kita.
Jajanan Khas Mangkunegaran |
Eits, ingat ini acara tahunan lho, jadi jika tahun ini tidak bisa datang tunggu tahun depan ya ^_^
0 komentar:
Posting Komentar